LAPORAN
PRAKTIKUM
BIOLOGI
DASAR
PENGUKURAN
SUHU MANUSIA
DIAN IFTITAH UMMUL
KHAIRAH
130210103022
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
I.
JUDUL
PENGUKURAN SUHU MANUSIA
II.
TUJUAN
Untuk mengetahui suhu
badan makhluk hidup homoitermal
III.
DASAR EORI
Makhluk hidup
homoitermal adalah makhluk yang suhunya tidak atau sedikit sekali dipengaruhi
oleh temperature sekitar. Hal ini dapat terjadi karena adanya mekanisme
pengaturan panas badan yang berpusat pada hipotalamus melalui saraf-saraf
terutama saraf otonom. Disamping tentu adanya pengaruh kelenjar endokrin walau
masih belum jelas peranannya. Mekanisme pengaturan panas adalah menjaga adanya
keseimbangan antara thermogenesis (produksi panas) dengan thermolisis
(pembuangan panas). Produksi panas
tergantung dari metabolisme, jadi tergantung pada proses kimia
eksotermal, misalnya kerja otot, menggigil, dll. Pembuangan panas adalah dengan
cara konduksi, radiasi, konveksi, penguapan dan sebagian melalui feses dan
urine. (Waluyo,dkk,2012:27)
Temperature kulit badan
tidak sama disemua tempat, makin banyak berhubungan dengan udara luar,
temperature semakin dipengaruhi oleh temperature sekitar. Temperature tubuh
yang normal sekitar C. Temperature yang paling
mendekati temperature tubuh sebenarnya adalah temperature rektar (melalui
dubur), tetapi kurang praktis dan tidak estetis. Oleh karen itu, yang sering
dikerjakan pengukuran temperature aksilar (melalui ketiak) dan oral (mulut).
Adanya penyakit infeksi menyebabkan suhu badan meninggi, juga kelainan kelenjar
endokrin menunjukkan perubahan suhu badan. (Waluyo,dkk,2012:27-28)
Beberapa pengukuran
suhu tubuh menurut tempat pengukuran, antara lain sebagai berikut :
1. Rektal
Suhu rectal dianggap
sebagai buku emas dalam pengukura suhu karena bersifat praktis dan akurat dalam
estimsi rutin suhu tubuh. Suhu rektar lebih tinggi lebih tinggi dibandingkan
dengan yang lain (arteri pulmonalis). Hal ini kemungkinan akibat aktivitas
metabolic bakteri feses. Suhu rectal dipengaruhi oleh kedalaman insersi
thermometer, kondisi aliran darah dan ada atau tidaknya feses. Suhu normal
metode pengukuran rektar yaitu antara hingga ( hingga ).
2. Oral
Pengukuran oral lebih
disukai karena kemudahan dalam teknik pengukurannya dan responnya terhadap
perubahan suhu inti tubuh. Suhu sublinguinal cukup relevan secara klinis karena
arteri utamanya merupkan cabanga dari arteri karitid eksternal dan mempunyai
respon yang cepat terhadap perubahan suhu inti. Suhu normal pengukuran metode
oran yaitu sekitar hingga ( hingga ). (Cree,2003:16)
3. Aksila
Pengukuran suhu aksila
reatif lebih mudah bagi pemeriksa, nyaman bagi pasien dan mempunyai resiko
paling kecil untuk penyebaran penyakit. Kelemahan pengukuran suhu aksia
terletak pada sensitivitasnya yang rendah dan mempunyai variasi suhu yang
tinggi dan sangat dipengaruhi suhu lingkungan. Suhu normal metode pengukuran
aksilar yaitu hingga ( hingga ).
4. Membrane
timpani
Teoritis membrane
timpani merupakn tmpat ideal untuk pengukuran suhu karena terdapat arteri yang
berhubungan dengan pusat termogulasi. Pengukuran membrane timpani hingga saat
ini jarang dipergunakan karena variasi nilai suhuyang berkorelasi dengan suhu oral
atau rektar cukup besar. Suhu normal metode pengukurannya yaitu sekitar hingga
( hingga ).
(Soedarmo,dkk,2008 :
56)
Pengukuran suhu tubuh
manusia harus dilakukan seakurat mungkin agar dapat diketahui berapa besar
suhunya. Dan biasanya yang paling akurat adalah dengan menggunakan pengukuran
suhu rektar. Namun, mengukur suhu oral bisa akurat bila dilakukan kepada anak
diatas 4-5 tahun Suhu tubuh normal manusia adalah ± ( hingga ). nilai yang biasanya
diberikan yaitu adalah penuaran tepat menggunakan piawaian
Jerman pada kurun kesembilan belas bagi .( Kluger,1997:97)
Nilai suhu tubuh
dipengaruhi metabolisme tubuh dan aliran darah, serta hasil pengukuran akan
berbeda sesuai dengan tempat pengukuran. Secara umum, organ yang mendekati
kearah permukaan tubuh mempunyai suhu lebih rendah disbanding dengan organ yang
lebih dalam. (James,2002:195)
Ada beberapa factor
yang mempengaruhi suhu tubuh manusia yaitu:
a. Variasi
diurnal
Suhu tubuh bervariasi
pada siang dan malam hari. Suhu terendah manusia yang tidur pada malam hari dan
bangun sepanjang siang terjadi pada aawal pagi dan tertinggi pada awal malam.
b. Kerja
jasmani atau aktivitas fisik
Setelah melakukan
latihan fisik atau kerja jasmani, suhu tubuh akan naik terkait dengan kerja
yang dilakukan oleh otot rangka. Setelah latihan berat, suhu tubuh dapat
mencapai .
c. Jenis
kelamin
Sesuai dengan kegiatan
metabolisme, suhu tubuh pria lebih tinggi dibandingkan dengan wanita. Pada saat
ovulasi, suhu tubuh wanita pada pagi hari yaitu pada saat bangun akan meningkat
sekitar hingga
d. Lingkungan
Suhu lingkungan yang
tinggi akan meningkatkansuhu tubuh. Udara lingkungan yang lembab juga akan
meningkatkan suhu karena menyebabkan hambatan penguapan keringat sehingga panas
tertahan di dalam tubuh.
(Kluger,1997 : 109)
Suhu normal manusia
berkisar antara hingga . suhu sub normal yaitu
kurang dari , hiportemia merupakan
suhu kurang dari . Demam terjadi jika
suhu kurang dari , hiperpireksia
merupakan suhu ≥ .terdapat perbedaan
pengukurn suhu di oral,aksilar dan rektar sekitar , suhu rektar lebih
kecil dari suhu orar dan lebih kecil dari suhu aksilar. (Syamsuri,1997:56)
Suhu tubuh manusia
diukur oleh system thermostat didalam otak yang membantu menurunkan suhu tubuh
menjadi lebih rendah dibandingkan saat kita sedang bangun tidur atau dalam
aktivitas. Dan pengukuran yang diambil dengan berlainan posisi tubuh juga akan
memberikan hasil yang bebeda. Pengambilan suhu dibawah lidah (dalam mulut)
normal sekitar , sedang diantara
lengan (ketiak) sekitar sedangkan directum (anus) sekitar . (Syamsuri,1997:56)
IV. ALAT
DAN BAHAN
4.1 Alat
dan bahan
4.1.1
Alat
a. Termometer
klinis
b. Handuk/lap
bersih
4.1.2
Bahan
a. Kapas
steril
b. Alkohol
70%
c. Air
es
V. CARA
KERJA
VI. HASIL
PENGAMATAN
NO
|
NAMA
|
JK
|
UMUR
|
BB
|
TB
|
P1
10 Menit
|
P2
|
P3
|
P4
|
5 Menit
|
10 Menit
|
5 Menit
|
10 menit
|
1
|
Yeni Tria M
|
P
|
18
|
56
|
156
|
37,4
|
37,4
|
35,7
|
36,8
|
37,3
|
37,4
|
2
|
Dini Aisyah
|
P
|
18
|
63
|
163
|
37
|
36,9
|
37,1
|
36
|
36,8
|
37
|
3
|
Febby dwi S
|
P
|
17
|
40,5
|
150
|
36,7
|
36,6
|
36,6
|
36,3
|
36,6
|
37
|
4
|
Wahyul I
|
P
|
17
|
51
|
147
|
36,6
|
36,8
|
36,8
|
36,3
|
36,7
|
36,9
|
5
|
WAhyu S
|
l
|
18
|
49
|
169
|
37
|
37
|
37
|
36,7
|
36,9
|
37
|
|
|
|
Keterangan :
·
P1 : Mulut tanpa perlakuan
·
P2 : Mulut dengan bernafas
·
P3 : Setelah berkumur – kumur
·
P4 : Ketiak
·
BB: Berat Badan
·
TB: Tinggi Badan
·
JK: Jenis Kelamin
VII. PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini kami
melakukan percobaan tentang pengukuran suhu manusia ,dimana diadakannya
percobaan ini untuk mengetahui suhu badan makhluk hidup
homoiothermal.adapunhomoiothermal itu sendiri ialah mahluk yang suhunya tidak
atau sedikit sekali dipengaruhi oleh temperatur sekitar.pada praktikum ini kami
melakukan percobaan pengukuran suhu pada ketiak,didalam mulut dibawah
lidah,didalam mulut sambil bernafas,dan didalam mulut yang sebelumnya berkumur
– kumur dulu dengan air es.
Untuk percobaan yang pertama
yaitu pengukuran suhu pada mulut yang tanpa perlakuan(P1) yang juga dapat
disebut dengan suhu oral,dimana probandus memasukkan thermometer kedalam mulut
dibawah lidah selama sepuluh menit dimana keadaaan pada probandus ini diam atau
tidak berbicara.dari percobaan yang sudah dilakukan suhu rata – rata yang
diperoleh yaitu 36,94. Pengukuran suhu oral ini sangat mudah
dalam pengukurannya dan respon terhadap perubahan suhu inti tubuh. Dan
berdasarkan teori yang ada, menyatakan bahwa suhu normal menggunakan metode
pengukuran oral yaitu antara C hingga C,adapun fungsi
dilakukannya perlakuan ini untuk suhu badan pada pada makhluk hidup
homoiotermal ,dimana suhu yang didapat lebih besar dari pada percobaan pada
thermometer yang dimasukkan ke mulut sambil menghembuskan nafas (nafas oral).
Karena pada orang yang hanya diam menutup mulut suhunya tidak hubungan dengan udara luar, maka suhunya juga
tidak dipengaruhi oleh lingkungan luarnya tersebut yang mengakibatkan suhunya
lebih besar dari pada yang menghembuskan nafas
Untuk percobaaan yang kedua yaitu
thermometer yang dimasukkan ke mulut sambil menghembuskan nafas (nafas
oral)yaitu perlakuaan (P2)selama lima menit setelah itu baca suhunya dan
dilanjutkan lagi hingga sepuluh menit.dari percobaan yang sudah dilakukan suhu
rata – rata yang diperoleh ketika melakukan percobaan selama lima menit adalah
36,64 pada wakatu sepuluh menit rata – ratanya 36,64 jadi jika dijumlah rata –
rata yang didapat yaitu 36,74.pada percobaan ini probandus melakukannya sambil
menghembuskan nafas jadi dari sini sudah dapat diketahui bahwa probandus berhubungan
dengan udara luar sehingga suhunya kebanyakan dipengaruhi oleh udara luar
tersebut dimana suhu udara mempunyai temperatur yang lebih rendah daripada suhu
tubuh.adapun fungsi dilakukannya percobaan ini yaitu untuk mengetahui suhu pada
makhluk homoiotermal dimana pada percobaan ini suhu yang dihasilkan lebih
rendah dari pada suhu yang dihasilkan oleh percobaan mulut yang tanpa perlakuan
(suhu oral)karena pada percobaan ini probandus berhubungan dengan udara luar.
Untuk percobaan yang ketiga yaitu probandus
sebelumya berkumur – kumur dengan air es selama 1menit (P3). termometer klinis
dimasukkan ke dalam mulut probandus dan diukur suhunya.adapun suhu rata – rata yang
diperoleh selama melakukan percobaan lima menit adalah 36,42 dan setelah
sepuluh menit kuran dilakukan, suhu rata suhu rata – ratanya 36,86 jadi jika
dijumlah suhu rata – ratanya 36,64. Setelah dilakukan pengukuran ternyata suhu
tubuh probandus yang setelah berkumur dengan air es mengalami penurunan. Hal
tersebut disebabkan karena air es yang normalnya memiliki suhu rendah setelah
dimasukkan di rongga mulut yang notabene memiliki suhu yang mendekati
temperatur tubuh mempengaruhi panas ada dalam rongga mulut tersebut sehingga
panas yang ada dalam rongga mulut turun akibat adanya suhu dingin yang
ditimbulkan oleh air es . Oleh karena itu menurunkan suhu tubuh probandus.adapun
fungsi dilakukannya perlakuan atau percobaan ini yaitu untuk mengetahi suhu
manusi homoiotemal yang sebelumnya berkumur
- dengan menggunakan air es,dari hasil percobaan suhu mengalami
penurunan.
Untuk percobaan yang terahir yaitu pengukuran
suhu pada ketiak (P4),dimana probandus (orang percobaan)berbaring dengan badan
bagian atas ,setelah itu keringkan keringat dengan menggunakan handuk/lap
bersih dan selanjutnya menyelipkan ujung thermometer di ketiak dengan lengan
dirapatkan ke badan selama sepuluh menit.dari percobaaan yang sudah dilakukan
suhu rata – rata ketiak (p4)adalah 37,06.adapun fungsi dilakukannya perlakuan
ini yaitu untuk mengetahui suhu badan makhluk hidup homoiothetmal dimana ketika
mengukur di ketiak ini keadaannya hangat sehingga suhu yang diperoleh semakin
meningkat.
Temperature tubuh yang
normal yaitu .dari hasil empat percobaan yang telah
dilakukan yang mendekati suhu normal adalah adalah setelah berkumur – kumur
dengan es.adapun datanya dapat dilihat pada table berikut ini
NO
|
NAMA
|
JK
|
UMUR
|
BB
|
TB
|
P1
10 Menit
|
P2
|
P3
|
P4
|
5 Menit
|
10 Menit
|
5 Menit
|
10 menit
|
1
|
Yeni Tria M
|
P
|
18
|
56
|
156
|
37,4
|
37,4
|
35,7
|
36,8
|
37,3
|
37,4
|
2
|
Dini Aisyah
|
P
|
18
|
63
|
163
|
37
|
36,9
|
37,1
|
36
|
36,8
|
37
|
3
|
Febby dwi S
|
P
|
17
|
40,5
|
150
|
36,7
|
36,6
|
36,6
|
36,3
|
36,6
|
37
|
4
|
Wahyul I
|
P
|
17
|
51
|
147
|
36,6
|
36,8
|
36,8
|
36,3
|
36,7
|
36,9
|
5
|
WAhyu S
|
L
|
18
|
49
|
169
|
37
|
37
|
37
|
36,7
|
36,9
|
37
|
VIII.
PENUTUP
8.1 Kesimpulan
a. Pada
Suhu tubuh seseorang yang hanya diam menutup mulut lebih panas atau lebih
tinggi orang yang hanya diam karena temperatur yang ada di dalam mulutnya tidak
berhubungan dengan udara luar sehingga tidak dipengaruhi oleh lingkungannya.
b. pada
Suhu tubuh orang yang setelah berkumur dengan air es lebih rendah daripada yang
biasa karena air es yang suhunya dingin mempengaruhi suhu panas yang ada dalam
mulut sehingga suhu yang ada dalam mulut ikut menurun.
c. Pada
suhu seseorang yang menghembuskan nafas lebih rendah karena pada percobaan ini
probandus behubungan langsung dengan udara luar dimana suhu udara mempunyai
temperatur yang lebih rendah daripada suhu tubuh
d. suhu
badan makhluk hidup homoiothetmal dimana ketika mengukur di ketiak ini
keadaannya hangat sehingga suhu yang diperoleh semakin meningkat.
8.2 Saran
Dalam melakukan percobaan pada
praktikum ini sebaiknya alat-alat yang digunakan diperiksa terlebih dahulu,
agar tidak menghambat pada saat praktikum dimulai.
DAFTAR PUSTAKA
Cree,Lauri,dkk.2003.Biologi Sains untuk Keperawatan. Jakarta
: Buku Kedokteran EGC
James,
Joys,dkk.2002.Prinsip-Prinsip Sains untuk
Keperwatan. Jakarta : Erlangga
Kluger,M,J.1997.
Temperatur Regulation Reverand Desease.
Surabaya : University Park Press
Soedarmo,S,dkk.2008.Biologi.Jakarta:Erlangga
Syamsuri,
Iskandar.1997. Biologi 2000. Jakarta
: Erlangga
Waluyo,dkk.2012.
Petunjuk Praktikum Biologi Dasar. Jember
: Universitas Jember