v

Senin, 14 April 2014

PENGUKURAN SUHU MANUSIA


LAPORAN PRAKTIKUM
BIOLOGI DASAR
PENGUKURAN SUHU MANUSIA















 
                                                                                                                










DIAN IFTITAH UMMUL KHAIRAH
130210103022



PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER

    I.         JUDUL
PENGUKURAN SUHU MANUSIA

 II.         TUJUAN
Untuk mengetahui suhu badan makhluk hidup homoitermal

III.         DASAR EORI
Makhluk hidup homoitermal adalah makhluk yang suhunya tidak atau sedikit sekali dipengaruhi oleh temperature sekitar. Hal ini dapat terjadi karena adanya mekanisme pengaturan panas badan yang berpusat pada hipotalamus melalui saraf-saraf terutama saraf otonom. Disamping tentu adanya pengaruh kelenjar endokrin walau masih belum jelas peranannya. Mekanisme pengaturan panas adalah menjaga adanya keseimbangan antara thermogenesis (produksi panas) dengan thermolisis (pembuangan panas). Produksi panas  tergantung dari metabolisme, jadi tergantung pada proses kimia eksotermal, misalnya kerja otot, menggigil, dll. Pembuangan panas adalah dengan cara konduksi, radiasi, konveksi, penguapan dan sebagian melalui feses dan urine. (Waluyo,dkk,2012:27)
Temperature kulit badan tidak sama disemua tempat, makin banyak berhubungan dengan udara luar, temperature semakin dipengaruhi oleh temperature sekitar. Temperature tubuh yang normal sekitar C. Temperature yang paling mendekati temperature tubuh sebenarnya adalah temperature rektar (melalui dubur), tetapi kurang praktis dan tidak estetis. Oleh karen itu, yang sering dikerjakan pengukuran temperature aksilar (melalui ketiak) dan oral (mulut). Adanya penyakit infeksi menyebabkan suhu badan meninggi, juga kelainan kelenjar endokrin menunjukkan perubahan suhu badan. (Waluyo,dkk,2012:27-28)
Beberapa pengukuran suhu tubuh menurut tempat pengukuran, antara lain sebagai berikut :
1.      Rektal
Suhu rectal dianggap sebagai buku emas dalam pengukura suhu karena bersifat praktis dan akurat dalam estimsi rutin suhu tubuh. Suhu rektar lebih tinggi lebih tinggi dibandingkan dengan yang lain (arteri pulmonalis). Hal ini kemungkinan akibat aktivitas metabolic bakteri feses. Suhu rectal dipengaruhi oleh kedalaman insersi thermometer, kondisi aliran darah dan ada atau tidaknya feses. Suhu normal metode pengukuran rektar yaitu antara  hingga  ( hingga ).
2.      Oral
Pengukuran oral lebih disukai karena kemudahan dalam teknik pengukurannya dan responnya terhadap perubahan suhu inti tubuh. Suhu sublinguinal cukup relevan secara klinis karena arteri utamanya merupkan cabanga dari arteri karitid eksternal dan mempunyai respon yang cepat terhadap perubahan suhu inti. Suhu normal pengukuran metode oran yaitu sekitar  hingga  ( hingga ). (Cree,2003:16)

3.      Aksila
Pengukuran suhu aksila reatif lebih mudah bagi pemeriksa, nyaman bagi pasien dan mempunyai resiko paling kecil untuk penyebaran penyakit. Kelemahan pengukuran suhu aksia terletak pada sensitivitasnya yang rendah dan mempunyai variasi suhu yang tinggi dan sangat dipengaruhi suhu lingkungan. Suhu normal metode pengukuran aksilar yaitu  hingga  ( hingga ).

4.      Membrane timpani
Teoritis membrane timpani merupakn tmpat ideal untuk pengukuran suhu karena terdapat arteri yang berhubungan dengan pusat termogulasi. Pengukuran membrane timpani hingga saat ini jarang dipergunakan karena variasi nilai suhuyang berkorelasi dengan suhu oral atau rektar cukup besar. Suhu normal metode pengukurannya yaitu sekitar  hingga
( hingga ).
(Soedarmo,dkk,2008 : 56)
Pengukuran suhu tubuh manusia harus dilakukan seakurat mungkin agar dapat diketahui berapa besar suhunya. Dan biasanya yang paling akurat adalah dengan menggunakan pengukuran suhu rektar. Namun, mengukur suhu oral bisa akurat bila dilakukan kepada anak diatas 4-5 tahun Suhu tubuh normal manusia adalah  ±  ( hingga ). nilai yang biasanya diberikan yaitu  adalah penuaran tepat menggunakan piawaian Jerman pada kurun kesembilan belas bagi .( Kluger,1997:97)
Nilai suhu tubuh dipengaruhi metabolisme tubuh dan aliran darah, serta hasil pengukuran akan berbeda sesuai dengan tempat pengukuran. Secara umum, organ yang mendekati kearah permukaan tubuh mempunyai suhu lebih rendah disbanding dengan organ yang lebih dalam. (James,2002:195)
Ada beberapa factor yang mempengaruhi suhu tubuh manusia yaitu:
a.       Variasi diurnal
Suhu tubuh bervariasi pada siang dan malam hari. Suhu terendah manusia yang tidur pada malam hari dan bangun sepanjang siang terjadi pada aawal pagi dan tertinggi pada awal malam.
b.      Kerja jasmani atau aktivitas fisik
Setelah melakukan latihan fisik atau kerja jasmani, suhu tubuh akan naik terkait dengan kerja yang dilakukan oleh otot rangka. Setelah latihan berat, suhu tubuh dapat mencapai .
c.       Jenis kelamin
Sesuai dengan kegiatan metabolisme, suhu tubuh pria lebih tinggi dibandingkan dengan wanita. Pada saat ovulasi, suhu tubuh wanita pada pagi hari yaitu pada saat bangun akan meningkat sekitar  hingga
d.      Lingkungan
Suhu lingkungan yang tinggi akan meningkatkansuhu tubuh. Udara lingkungan yang lembab juga akan meningkatkan suhu karena menyebabkan hambatan penguapan keringat sehingga panas tertahan di dalam tubuh.
(Kluger,1997 : 109)
Suhu normal manusia berkisar antara  hingga . suhu sub normal yaitu kurang dari , hiportemia merupakan suhu kurang dari . Demam terjadi jika suhu kurang dari , hiperpireksia merupakan suhu ≥ .terdapat perbedaan pengukurn suhu di oral,aksilar dan rektar sekitar , suhu rektar lebih kecil dari suhu orar dan lebih kecil dari suhu aksilar. (Syamsuri,1997:56)
Suhu tubuh manusia diukur oleh system thermostat didalam otak yang membantu menurunkan suhu tubuh menjadi lebih rendah dibandingkan saat kita sedang bangun tidur atau dalam aktivitas. Dan pengukuran yang diambil dengan berlainan posisi tubuh juga akan memberikan hasil yang bebeda. Pengambilan suhu dibawah lidah (dalam mulut) normal sekitar , sedang diantara lengan (ketiak) sekitar  sedangkan directum (anus) sekitar . (Syamsuri,1997:56)






 IV.   ALAT DAN BAHAN
4.1  Alat dan bahan
4.1.1        Alat
a.       Termometer klinis
b.      Handuk/lap bersih
4.1.2        Bahan
a.       Kapas steril
b.      Alkohol 70%
c.       Air es
    V.   CARA KERJA


 
















 VI.   HASIL PENGAMATAN

NO

NAMA

JK

UMUR

BB

TB
P1
10 Menit
P2
P3

P4
5 Menit
10 Menit
5 Menit
10 menit
1
Yeni Tria M
P
18
56
156
37,4
37,4
35,7
36,8
37,3
37,4
2
Dini Aisyah
P
18
63
163
37
36,9
37,1
36
36,8
37
3
Febby dwi S
P
17
40,5
150
36,7
36,6
36,6
36,3
36,6
37
4
Wahyul I
P
17
51
147
36,6
36,8
36,8
36,3
36,7
36,9
5
WAhyu S
l
18
49
169
37
37
37
36,7
36,9
37



Keterangan :
·         P1 : Mulut tanpa perlakuan
·         P2 : Mulut dengan bernafas
·         P3 : Setelah berkumur – kumur
·         P4 : Ketiak
·         BB: Berat Badan
·         TB: Tinggi Badan
·         JK: Jenis Kelamin





VII.   PEMBAHASAN
          Pada praktikum kali ini kami melakukan percobaan tentang pengukuran suhu manusia ,dimana diadakannya percobaan ini untuk mengetahui suhu badan makhluk hidup homoiothermal.adapunhomoiothermal itu sendiri ialah mahluk yang suhunya tidak atau sedikit sekali dipengaruhi oleh temperatur sekitar.pada praktikum ini kami melakukan percobaan pengukuran suhu pada ketiak,didalam mulut dibawah lidah,didalam mulut sambil bernafas,dan didalam mulut yang sebelumnya berkumur – kumur dulu dengan air es.
         Untuk percobaan yang pertama yaitu pengukuran suhu pada mulut yang tanpa perlakuan(P1) yang juga dapat disebut dengan suhu oral,dimana probandus memasukkan thermometer kedalam mulut dibawah lidah selama sepuluh menit dimana keadaaan pada probandus ini diam atau tidak berbicara.dari percobaan yang sudah dilakukan suhu rata – rata yang diperoleh yaitu 36,94. Pengukuran suhu oral ini sangat mudah dalam pengukurannya dan respon terhadap perubahan suhu inti tubuh. Dan berdasarkan teori yang ada, menyatakan bahwa suhu normal menggunakan metode pengukuran oral yaitu antara C hingga C,adapun fungsi dilakukannya perlakuan ini untuk suhu badan pada pada makhluk hidup homoiotermal ,dimana suhu yang didapat lebih besar dari pada percobaan pada thermometer yang dimasukkan ke mulut sambil menghembuskan nafas (nafas oral). Karena pada orang yang hanya diam menutup mulut suhunya tidak  hubungan dengan udara luar, maka suhunya juga tidak dipengaruhi oleh lingkungan luarnya tersebut yang mengakibatkan suhunya lebih besar dari pada yang menghembuskan nafas
     Untuk percobaaan yang kedua yaitu thermometer yang dimasukkan ke mulut sambil menghembuskan nafas (nafas oral)yaitu perlakuaan (P2)selama lima menit setelah itu baca suhunya dan dilanjutkan lagi hingga sepuluh menit.dari percobaan yang sudah dilakukan suhu rata – rata yang diperoleh ketika melakukan percobaan selama lima menit adalah 36,64 pada wakatu sepuluh menit rata – ratanya 36,64 jadi jika dijumlah rata – rata yang didapat yaitu 36,74.pada percobaan ini probandus melakukannya sambil menghembuskan nafas jadi dari sini sudah dapat diketahui bahwa probandus berhubungan dengan udara luar sehingga suhunya kebanyakan dipengaruhi oleh udara luar tersebut dimana suhu udara mempunyai temperatur yang lebih rendah daripada suhu tubuh.adapun fungsi dilakukannya percobaan ini yaitu untuk mengetahui suhu pada makhluk homoiotermal dimana pada percobaan ini suhu yang dihasilkan lebih rendah dari pada suhu yang dihasilkan oleh percobaan mulut yang tanpa perlakuan (suhu oral)karena pada percobaan ini probandus berhubungan dengan udara luar.
  Untuk percobaan yang ketiga yaitu probandus sebelumya berkumur – kumur dengan air es selama 1menit (P3). termometer klinis dimasukkan ke dalam mulut probandus dan diukur suhunya.adapun suhu rata – rata yang diperoleh selama melakukan percobaan lima menit adalah 36,42 dan setelah sepuluh menit kuran dilakukan, suhu rata suhu rata – ratanya 36,86 jadi jika dijumlah suhu rata – ratanya 36,64. Setelah dilakukan pengukuran ternyata suhu tubuh probandus yang setelah berkumur dengan air es mengalami penurunan. Hal tersebut disebabkan karena air es yang normalnya memiliki suhu rendah setelah dimasukkan di rongga mulut yang notabene memiliki suhu yang mendekati temperatur tubuh mempengaruhi panas ada dalam rongga mulut tersebut sehingga panas yang ada dalam rongga mulut turun akibat adanya suhu dingin yang ditimbulkan oleh air es . Oleh karena itu menurunkan suhu tubuh probandus.adapun fungsi dilakukannya perlakuan atau percobaan ini yaitu untuk mengetahi suhu manusi homoiotemal yang sebelumnya berkumur  - dengan menggunakan air es,dari hasil percobaan suhu mengalami penurunan.
  Untuk percobaan yang terahir yaitu pengukuran suhu pada ketiak (P4),dimana probandus (orang percobaan)berbaring dengan badan bagian atas ,setelah itu keringkan keringat dengan menggunakan handuk/lap bersih dan selanjutnya menyelipkan ujung thermometer di ketiak dengan lengan dirapatkan ke badan selama sepuluh menit.dari percobaaan yang sudah dilakukan suhu rata – rata ketiak (p4)adalah 37,06.adapun fungsi dilakukannya perlakuan ini yaitu untuk mengetahui suhu badan makhluk hidup homoiothetmal dimana ketika mengukur di ketiak ini keadaannya hangat sehingga suhu yang diperoleh semakin meningkat.
Temperature tubuh yang normal yaitu  .dari hasil empat percobaan yang telah dilakukan yang mendekati suhu normal adalah adalah setelah berkumur – kumur dengan es.adapun datanya dapat dilihat pada table berikut ini

NO

NAMA

JK

UMUR

BB

TB
P1
10 Menit
P2
P3

P4
5 Menit
10 Menit
5 Menit
10 menit
1
Yeni Tria M
P
18
56
156
37,4
37,4
35,7
36,8
37,3
37,4
2
Dini Aisyah
P
18
63
163
37
36,9
37,1
36
36,8
37
3
Febby dwi S
P
17
40,5
150
36,7
36,6
36,6
36,3
36,6
37
4
Wahyul I
P
17
51
147
36,6
36,8
36,8
36,3
36,7
36,9
5
WAhyu S
L
18
49
169
37
37
37
36,7
36,9
37

VIII.   PENUTUP
8.1  Kesimpulan
a.    Pada Suhu tubuh seseorang yang hanya diam menutup mulut lebih panas atau lebih tinggi orang yang hanya diam karena temperatur yang ada di dalam mulutnya tidak berhubungan dengan udara luar sehingga tidak dipengaruhi oleh lingkungannya.
b.   pada Suhu tubuh orang yang setelah berkumur dengan air es lebih rendah daripada yang biasa karena air es yang suhunya dingin mempengaruhi suhu panas yang ada dalam mulut sehingga suhu yang ada dalam mulut ikut menurun.
c.    Pada suhu seseorang yang menghembuskan nafas lebih rendah karena pada percobaan ini probandus behubungan langsung dengan udara luar dimana suhu udara mempunyai temperatur yang lebih rendah daripada suhu tubuh
d.   suhu badan makhluk hidup homoiothetmal dimana ketika mengukur di ketiak ini keadaannya hangat sehingga suhu yang diperoleh semakin meningkat.
8.2  Saran
         Dalam melakukan percobaan pada praktikum ini sebaiknya alat-alat yang digunakan diperiksa terlebih dahulu, agar tidak menghambat pada saat praktikum dimulai.















DAFTAR PUSTAKA
Cree,Lauri,dkk.2003.Biologi Sains untuk Keperawatan. Jakarta : Buku Kedokteran EGC
James, Joys,dkk.2002.Prinsip-Prinsip Sains untuk Keperwatan. Jakarta : Erlangga
Kluger,M,J.1997. Temperatur Regulation Reverand Desease. Surabaya : University Park Press
Soedarmo,S,dkk.2008.Biologi.Jakarta:Erlangga
Syamsuri, Iskandar.1997. Biologi 2000. Jakarta : Erlangga
Waluyo,dkk.2012. Petunjuk Praktikum Biologi Dasar. Jember : Universitas Jember


0 komentar:

Posting Komentar